Minggu, 02 Desember 2012

Dia ada tak bisa di lihat




Agama dan filsafat dua hal yang berbeda tetapi keduanya harus sejalan. Religion berasal dari kata latin religionem yang berarti kepatuhan terhadap yang sakral dan ligare yang berarti ikatan. Disisi lain, filsafat berasal dari kata philosophia atau kecintaan terhadap kebijaksanaan. Agama tanpa filsafat sama saja seperti sesuatu yang ada namun tidak bermakna karena apa yang dilakukan hanya menjadi sebuah ritual belaka. Filsafat tanpa agama juga sama, terus berpikir dan berpikir hingga sampai akhirnya tidak akan ditemui batas dari berpikir tersebut sehingga membuat seseorang seperti orang yang tidak tahu akan arah. Jadi agama dan filsafat disini harus dilakukan secara bersama-sama sehingga apa yang kita yakini tentang agama tidak salah  karena sebelumnya kita paham akan filsafat (berpikiran logis).
Dalam otak dan hati saya mendefinisikan keyakinan terhadap tuhan adalah suatu kewajiban dan keyakinan itu telah saya pegang teguh. Hal ini seperti yang diajarkan agama saya (Islam). Dalam al-quran banyak ayat-ayat yang menunjukan bahwa semua mahluk hidup dan tidak hidup adalah milikNya. Saya sebagai mahluk hidup saya mempercayai hal itu dalam hati dan pikiran saya. Keyakinan merupakan suatu kepercayaan dari dalam hati, kepercayaan yang kuat akan hal. Keyakinan akan hal bisa saja berubah kapan saja. Hal itu bisa terjadi karena kita menyakini hal lain adalah benar. Mempercayai hal lain karena kita telah berpikir kritis terlebih dahulu. Karena hal itu yang menunjukan bahwa agama dan filsafat haruslah sejalan. Kita tidak bisa dengan santai mengikuti aturan agama begitu saja tanpa mengetahui untuk apa dan apa tujuannya. Karena hal itulah jika kita tidak mengetahui alasan dan menyakini dengan apa yang kita perbuat mempunyai tujuan maka aktifitas yang kita lakukan dalam beragama akan menjadi sebuah ritual saja tidak lebih.
Dilain sisi, menyakini agama menurut saya adalah kegiatan mencintai. Mencintai adanya Tuhan, mencintai apa yang Dia perintahkan. Dengan mencintaiNya saya bisa melakukan kewajiban-kewajiban saya sebagai muslim dengan baik. Saya meyakini bahwa Allah adalah maha kuasa atas segala sesuatu. Hal ini bisa dilihat dalam quran salah satunya ialah surat Al-Baqarah ayat 255, ayat kursi. Ayat kursi berarti ayat singgahsana.
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi(1) Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
Saya meyakini Allah adalah gaib. Ia tidak bisa dilihat tetapi bisa dirasakan. Saya sebagai ciptaannya tidak bisa membayangkan bagaimana bentuk Allah sesungguhnya. Karena sesungguhnya kita tidak mampu menembusnya dengan alat indra. Lalu bagaimana saya meyakini bahwa Allah ada? Saya yakin Allah itu ada dengan melihat dengan indra penglihat saya (melihat karya cipta Allah yang sangat indah ini), mendengar dengan indra pendengar saya (mendengarkan suara angin yang melintas tanpa mengetahui wujudnya), meraba dengan alat peraba saya (meraba benda-benda ciptaanNya), mencium dengan alat pencium saya (wanginya bunga-bunga ciptaanNya), merasakan dengan indra perasa saya (merasakan bahwa Allah selalu mengawasi mahluknya). Semuanya menunjukan bahwa Allah adalah ada. Semua alam semesta ini beserta isinya adalah kuasa Allah. Saya meyakini itu. Dengan nama-namaNya dalam Asmaul Husna saya meyakini Allah itu ada. Allah maha mendengar, Allah maha melihat, Allah maha segalanya.
Saya meyakini Allah seperti halnya yang difirmankanNya. "Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; Kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy, dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, dan apa yang ke luar darinya, dan apa yang turun dari langit, dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat, apa yang kamu kerjakan."  (QS.57:4). Allah berada didekat mahluknya. "Dan sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia, dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih (dekat) kepadanya daripada urat lehernya," – (QS.50:16)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar