Agama dan
filsafat dua hal yang berbeda tetapi keduanya harus sejalan. Religion berasal
dari kata latin religionem yang berarti kepatuhan terhadap yang sakral
dan ligare yang berarti ikatan. Disisi lain, filsafat berasal dari
kata philosophia atau kecintaan terhadap kebijaksanaan. Agama tanpa
filsafat sama saja seperti sesuatu yang ada namun tidak bermakna karena apa
yang dilakukan hanya menjadi sebuah ritual belaka. Filsafat tanpa agama juga
sama, terus berpikir dan berpikir hingga sampai akhirnya tidak akan ditemui
batas dari berpikir tersebut sehingga membuat seseorang seperti orang yang
tidak tahu akan arah. Jadi agama dan filsafat disini harus dilakukan secara
bersama-sama sehingga apa yang kita yakini tentang agama tidak salah karena sebelumnya kita paham akan filsafat
(berpikiran logis).
Dalam otak dan
hati saya mendefinisikan keyakinan terhadap tuhan adalah suatu kewajiban dan
keyakinan itu telah saya pegang teguh. Hal ini seperti yang diajarkan agama
saya (Islam). Dalam al-quran banyak ayat-ayat yang menunjukan bahwa semua
mahluk hidup dan tidak hidup adalah milikNya. Saya sebagai mahluk hidup saya
mempercayai hal itu dalam hati dan pikiran saya. Keyakinan merupakan suatu
kepercayaan dari dalam hati, kepercayaan yang kuat akan hal. Keyakinan akan hal
bisa saja berubah kapan saja. Hal itu bisa terjadi karena kita menyakini hal
lain adalah benar. Mempercayai hal lain karena kita telah berpikir kritis
terlebih dahulu. Karena hal itu yang menunjukan bahwa agama dan filsafat
haruslah sejalan. Kita tidak bisa dengan santai mengikuti aturan agama begitu
saja tanpa mengetahui untuk apa dan apa tujuannya. Karena hal itulah jika kita
tidak mengetahui alasan dan menyakini dengan apa yang kita perbuat mempunyai tujuan
maka aktifitas yang kita lakukan dalam beragama akan menjadi sebuah ritual saja
tidak lebih.
Dilain sisi,
menyakini agama menurut saya adalah kegiatan mencintai. Mencintai adanya Tuhan,
mencintai apa yang Dia perintahkan. Dengan mencintaiNya saya bisa melakukan
kewajiban-kewajiban saya sebagai muslim dengan baik. Saya meyakini bahwa Allah
adalah maha kuasa atas segala sesuatu. Hal ini bisa dilihat dalam quran salah
satunya ialah surat Al-Baqarah ayat 255, ayat kursi. Ayat kursi berarti ayat
singgahsana.
“Allah, tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus
(makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di
langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa
izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya. Kursi(1) Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah
tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
Saya meyakini Allah adalah gaib. Ia tidak bisa dilihat tetapi bisa
dirasakan. Saya sebagai ciptaannya tidak bisa membayangkan bagaimana bentuk
Allah sesungguhnya. Karena sesungguhnya kita tidak mampu menembusnya dengan
alat indra. Lalu bagaimana saya
meyakini bahwa Allah ada? Saya yakin Allah itu ada dengan melihat dengan indra
penglihat saya (melihat karya cipta Allah yang sangat indah ini), mendengar
dengan indra pendengar saya (mendengarkan suara angin yang melintas tanpa
mengetahui wujudnya), meraba dengan alat peraba saya (meraba benda-benda
ciptaanNya), mencium dengan alat pencium saya (wanginya bunga-bunga ciptaanNya),
merasakan dengan indra perasa saya (merasakan bahwa Allah selalu mengawasi
mahluknya). Semuanya menunjukan bahwa Allah adalah ada. Semua alam semesta ini
beserta isinya adalah kuasa Allah. Saya meyakini itu. Dengan nama-namaNya dalam
Asmaul Husna saya meyakini Allah itu ada. Allah maha mendengar, Allah maha
melihat, Allah maha segalanya.
Saya meyakini Allah seperti halnya yang difirmankanNya. "Dialah yang menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa; Kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy, dia mengetahui apa
yang masuk ke dalam bumi, dan apa yang ke luar darinya, dan apa yang turun dari
langit, dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu
berada. Dan Allah Maha Melihat, apa yang kamu kerjakan." (QS.57:4). Allah berada didekat
mahluknya. "Dan sesungguhnya, Kami
telah menciptakan manusia, dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan
Kami lebih (dekat) kepadanya daripada urat lehernya," – (QS.50:16)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar